Beton geopolimer ramah lingkungan ini dibuat oleh mahasiswa ITS

Berita - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) berinovasi menciptakan beton geopolimer yang ramah lingkungan.
Mengapa ramah lingkungan? Tentunya karena produksi beton konvensional dari semen Portland menjadi salah satu pencemar emisi karbon dioksida.
Oleh karena itu, masyarakat perlu beralih ke bahan beton yang ramah lingkungan. Seperti beton geopolimer limbah fly ash hasil rancangan mahasiswa Jurusan Teknik Infrastruktur Sipil ITS.
Mahasiswa yang inovatif adalah Maulana Saputra, Boy Triono Halolo dan Kornelius Sofinner Ndruru. Ketiga mahasiswa ini memanfaatkan limbah fly ash Kelas C dari PLTU Paiton Probolinggo.
'Limbah tersebut menjadi bahan tambahan semen pada beton geopolimer kami,' kata Firman, dikutip situs ITS, Jumat (29/7). )./2022).
Dibantu fasilitas ITSProses pembuatan beton geopolimer diawali dengan perancangan mix design yang terdiri dari reaktor semen, pasir, kerikil dan natrium hidroksida serta natrium sulfit.
Selanjutnya, Firman dan timnya menggunakan mesin peleburan dalam proses pencampuran dan mereaksikan fly ash dengan grinder.
Tentu timnya sangat terbantu dengan kelengkapan peralatan ITS tersebut. Salah satu keunggulan dari kelengkapan setup ini adalah memudahkan mereka bertiga untuk mencampur bahan beton saat masih dalam bentuk bubuk.
“Terimakasih Menjaga kadar air beton lebih teratur dan menghasilkan beton yang lebih kuat.
Semoga menggantikan beton konvensionalDijelaskannya bahwa kekuatan beton merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan mutu beton .
p>Firman juga mengatakan bahwa penggunaan fly ash pada beton geopolimer belum memiliki standar pengujian.
'Jadi kami ingin mencampurkan campuran yang tepat untuk beton geopolimer kami. ,' jelasnya.
Selain itu, beton geopolimer masih dalam masa pertumbuhan. Penelitian ini dapat segera memasuki tahap implementasi untuk menggantikan beton konvensional.
'Ketika standar pengujian telah ditetapkan. , beton ini akan mudah dikerjakan, karena Indonesia banyak uapnya memiliki pembangkit listrik yang menghasilkan fly ash,” kata Firman.
Tim mahasiswa ITS dibimbing oleh Dr.-Ing. Yuyun Tajunnisa. ST., MT.
Komentar
Posting Komentar